Meskipun nama dan bentuknya mirip mentimun, namun tanaman timun suri
ini memiliki sifat yang berkebalikan dengan mentimun. Timun suri tidak
termasuk kedalam keluarga timun-timunan, namun justru masuk kedalam
keluar labu-labuan seperti melon, semangka dan blewah. Petani mengenal
timun suri sebagai tanaman yang bandel karena meskipun hamanya seperti
hama pada timun, tapi timun suri jarang menyerah dalam menghadapi
hama-hama tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan oleh keserampakan
dalam pertumbuhan cabang dan tunas batangnya yang cukup banyak dan
kokoh. Budidaya timun suri biasanya berkisar sampai 130 HST. Timun suri
mengalami puncak permintaannya setiap bulan puasa sebagai sajian untuk
berbuka.
Buah timun suri bermanfaat dalam mencegah timbulnya kanker saluran
pencernaan. Timun suri kaya akan provitamin A, berfungsi menjaga
kesehatan mata dan sebagai antioksidan alami pencegah rusaknya sel
tubuh penyebab penuaan dini. Vitamin C di dalam timun suri juga tinggi,
vitamin ini mampu mencegah timbulnya ganguan penyakit flu dan inveksi
karena sifat vitamin C dapat berfungsi sebagai anti virus dan pencegah
infeksi. Selain vitamin, mineral esensial seperti kalsium, fosfor dan
zat besi juga banyak terdapat di dalam timun suri.
Pengolahan lahan
Cangkul halus tanah yang akan dipakai untuk budidaya timun suri lebih
baik ditanam pada tanah datar dan tidak dibuat bedengan. Lalu lakukan
pembuatan lubang tanam berukuran 1 x 1 meter, masukkan pupuk kompos
ataupun pupukkandang kadalam tiap lubang masing-masing sekita 1 kg. lalu
diamkan selama 2 hari.
Penanaman
Penanaman dilakuakn setelah tanah yang diberi pupuk dibiarkan selama 2
hari. Msukkan benih sebanyak 2 biji kedalam setiap lubang tanam lalu
kemudian tutup dan siram secara teratur sampai tanaman tumbuh. Biasanya
tanaman tumbuh secara serempak pada 7 HST. Jika ada yang belum tumbuh
sampai umur tersebut maka lakukan penyulaman dengan menanam benih timun
suri kembali. Benih timun suri biasanya dipakai minimal 1 tahun setelah
diproduksi, kekuatannya tergantung pada perawatan dan penyimpanan benih,
biasanya benih maksimal bisa digunakan sampai ia berumur 1,5 tahun.
Cara pembuatan benih untuk budidaya timun suri sama dengan pembuatan
benih pada timun. Umur benih yang baik adalah minimal sekitar 100 hari,
caranya dengan memilih buah yang sudah tua yakni yang sudah terlepas
dari pangkal batangnya.
Perawatan
Pada umur 7 HST juga lakukan penyiangan, namun jika tanaman sudah tua
dan berbuah tanama ini malah mampu bersaing dengan gulma, bahkan jika
sudah berbuah, gulma ini menguntungkan karena menjadi alas antara buah
dengan tanah. Karena apabila timun suri sudah berbuah, setiap buah yang
membesar sebaiknya dialasai dan tidak berhubungan langsung dengan tanah
untuk menghindari buah dimakan cacing dan hewan hewan yang berasal dari
dalam tanah. Timun suri merupakan tanaman yang bandel dan tahan
kekeringan. Untuk itu penanganannya tidak terlalu sulit dan tidak perlu
disiram secara rutin.
Panen
Umur 100 HST, timun suri sudah bisa mulai dipanen. Panen biasanya
dilakukan sampai tanaman berusia 130 HST. Panen dilakukan dengan cara
mengecek buah yang sudah lepas dari tangkainya. Biasanya panen dilakukan
sampai 10 x pengambilan. Lakukan pencucian, sortasi dan pengkelasan
lalu packing untuk dijual ke pasar ataupun kerumah-rumah.